Pernah nggak sih kamu merasa waktu berlalu begitu cepat saat asyik scrolling di gadget? Tanpa sadar, jempol ini terus bergerak, mata terpaku pada layar, dan pikiran rasanya jadi ikutan pendek. Nah, ternyata kebiasaan yang sering kita anggap sepele ini bisa berdampak serius lho, terutama pada kemampuan berpikir kita. Pratikno, Sekretaris Kabinet, bahkan sampai angkat bicara soal bahaya scrolling gadget yang bikin orang berpikir pendek. Emang separah itu?
Dampak Scrolling Gadget Terhadap Kemampuan Kognitif
Penurunan Rentang Perhatian
Coba deh perhatikan, berapa lama sih kamu bisa fokus baca artikel panjang atau nonton video tanpa tergoda untuk buka aplikasi lain? Kayaknya makin susah ya? Ini karena scrolling tanpa henti itu kayak ngasih otak kita “makanan ringan” terus-menerus. Otak jadi terbiasa sama informasi yang datang silih berganti dengan cepat. Akibatnya, rentang perhatian kita jadi menyusut dan kita jadi sulit fokus pada satu hal dalam waktu yang lama. Ibaratnya, otak kita jadi kayak ikan cupang yang gampang terdistraksi sama apapun yang lewat.
Kurangnya Kemampuan Berpikir Kritis
Informasi yang kita dapat dari scrolling seringkali cuma sepotong-sepotong dan nggak mendalam. Belum lagi, banyak berita hoax atau opini yang berseliweran tanpa ada saringan. Kalau kita nggak hati-hati, kita bisa jadi menelan mentah-mentah semua informasi itu tanpa berpikir kritis. Nah, ini yang bahaya. Kemampuan kita untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan membuat keputusan yang tepat bisa jadi tumpul. Jadi, jangan heran kalau kita gampang kemakan berita bohong atau ikut-ikutan opini yang nggak jelas juntrungannya.
Pengaruh Algoritma dan Filter Bubble
Sadarkah kamu kalau apa yang muncul di feed media sosialmu itu bukan kebetulan? Ada algoritma yang bekerja di balik layar, memilah dan memilih konten yang sesuai dengan preferensi kamu. Algoritma ini bisa bikin kita terjebak dalam “filter bubble,” di mana kita cuma terpapar pada informasi yang mendukung pandangan kita sendiri. Akibatnya, kita jadi kurang terbuka terhadap perspektif yang berbeda dan sulit untuk memahami sudut pandang orang lain. Ini bisa memperparah polarisasi dan konflik di masyarakat. Bukannya belajar, malah jadi makin bener sendiri, kan?
Mengatasi Dampak Negatif Scrolling Gadget
Batasi Waktu Penggunaan Gadget
Ini memang klise, tapi ampuh banget. Coba deh mulai batasi waktu penggunaan gadget setiap hari. Mungkin awalnya berat, tapi lama-lama kamu akan terbiasa kok. Manfaatkan waktu luangmu untuk melakukan aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku, berolahraga, atau ngobrol langsung dengan teman dan keluarga. Percaya deh, dunia nyata itu jauh lebih menarik daripada dunia maya.
Berhenti Berlangganan Konten yang Tidak Bermanfaat
Coba deh lihat lagi akun atau halaman yang kamu ikuti di media sosial. Apakah semuanya memberikan manfaat positif bagi kamu? Kalau ada yang cuma bikin kamu emosi, iri, atau merasa insecure, segera unfollow atau berhenti berlangganan. Pilih konten yang inspiratif, informatif, dan bisa bikin kamu berkembang. Ingat, kamu punya kendali atas apa yang masuk ke pikiranmu.
Latih Kemampuan Berpikir Kritis
Jangan pernah berhenti belajar dan mempertanyakan segala sesuatu. Biasakan diri untuk mencari sumber informasi yang kredibel dan melakukan verifikasi terhadap informasi yang meragukan. Latih kemampuan berpikir logis dan analitis melalui membaca buku, mengikuti diskusi, atau bermain game yang mengasah otak. Intinya, jangan biarkan otakmu jadi tumpul karena terlalu sering scrolling.
Lakukan Detoksifikasi Digital
Sesekali, cobalah untuk menjauhkan diri dari gadget selama beberapa waktu. Matikan notifikasi, tinggalkan ponselmu di rumah, dan nikmati momen tanpa gangguan. Manfaatkan waktu tersebut untuk berinteraksi dengan alam, melakukan hobi yang menyenangkan, atau sekadar bersantai dan merenung. Detoksifikasi digital bisa membantu memulihkan fokus dan menjernihkan pikiran. Serius deh, ini ngaruh banget!
Jadi, memang benar kata Pak Pratikno, scrolling gadget bisa bikin orang berpikir pendek. Tapi, bukan berarti kita harus anti teknologi ya. Kita hanya perlu lebih bijak dalam menggunakan gadget dan media sosial. Jangan biarkan teknologi mengendalikan kita, tapi kita yang harus mengendalikan teknologi. Dengan begitu, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif dan tetap menjaga kemampuan berpikir kritis dan mendalam. Gimana, siap untuk lebih bijak dalam menggunakan gadget?
DAFTAR ISI