Kenali 3 Jenis Vaksin Covid yang Ada di Indonesia Saat Ini

Indonesia sebagai negara yang terdampak virus Corona terus berupaya untuk melakukan vaksinasi terhadap warganya. Salah satu bukti keseriusannya ialah dengan mendatangkan jutaan vaksin covid ke tanah air.

Hingga kini, Indonesia telah memiliki 3 jenis vaksin covid yang digunakan, yakni Sinovac, Astrazaneca, dan Sinopharm. Ketiganya datang secara bertahap yang dimulai dari bulan Desember 2020 lalu.

Untuk lebih memahami dan mengenal macam-macam vaksin covid ini, TEKNOKARTA akan membahasnya satu-persatu.

Vaksin Sinovac

Seperti yang diketahui, vaksin Sinovac merupakan vaksin tahap pertama yang diterima oleh Indonesia. Jenis vaksin covid-19 ini berasal dari negeri China yang dibuat oleh salah satu perusahaan bioteknologi disana, yaitu Sinovac Biotech Ltd.

Perusahaan tersebut mengembangkan Sinovac melalui metode inactivated virus, dimana virus utuh dari penyebab covid-19 telah dimatikan. Penyuntikan vaksin ini akan memicu sistem kekebalan pada tubuh kita untuk mengenali virus yang sudah tidak aktif tersebut, sehingga tubuh akan memproduksi antibodi untuk melawannya agar tidak terjadi infeksi covid-19.

Berdasarkan hasil uji klinis fase 3 di Indonesia, nilai efikasi (kemanjuran vaksin) dari Sinovac mencapai 65,3%.  Selain di Indonesia, vaksin ini juga telah diujikan dinegara lain seperti Brasil dan Turki.

Nilai efikasi vaksin Sinovac di Brasil sebesar 50,4%, sementara di negara Turki mencapai 91,25%. Perbedaan hasil tersebut dikarenakan beberapa faktor yang dimiliki dimasing-masing kondisi dan wilayah tempat uji klinis.

Kriteria Penerima Vaksin Sinovac

Untuk menerima vaksin Sinovac ini, ada beberapa kriteria yang diwajibkan kepada calon penerimanya. Hal ini guna menghindari beberapa hal yang tidak diinginkan.

Berikut beberapa syarat bagi calon penerima vaksin Sinovac:

  • Vaksin Sinovac tidak boleh diberikan kepada orang yang alergi terhadap kandungan bahan yang ada di dalam vaksin ini.
  • Vaksin Sinovac tidak boleh diberikan kepada orang dengan imunitas yang rendah.
  • Vaksin Sinovac dapat diberikan kepada penderita diabetes melitus tipe 2 terkontrol dengan nilai HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5%.
  • Vaksin Sinovac tidak boleh diberikan kepada penderita HIV yang memiliki nilai CD4 di bawah 200 atau yang nilai CD4-nya tidak diketahui.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah terkena COVID-19 atau ada keluarga serumah yang sedang menjalani perawatan.

Hal yang paling terpenting sebelum melakukan vaksinasi adalah kondisi tubuh kita harus dalam keadaan yang fit. Berikan waktu istirahat yang cukup setelahnya, jangan dipaksanakan untuk langsung melakukan pekerjaan yang berat.

Cara Pemberian Vaksin Sinovac

Dalam proses pemberian vaksin Sinovac, terdapat aturan mengenai dosis dan jadwalnya. Pastikan Anda dapat memahami jadwalnya dengan baik untuk kesuksesan dari vaksinasi ini.

Dikutip dari laman Alodokter, berikut jadwal pemberian vaksin dan dosisnya:

  • Vaksin Sinovac dapat diberikan kepada orang berusia 18–59 tahun yang sedang dalam kondisi sehat. Vaksin akan diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 14 hari. Dosis dalam sekali suntik adalah 0,5 ml.
  • Pemberian vaksin Sinovac untuk lansia, yaitu orang berusia 60 tahun ke atas, dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak 28 hari. Dosis vaksin dalam sekali suntik adalah 0,5 ml. Penggunaan vaksin Sinovac untuk lansia di atas 70 tahun masih dalam tahapan penelitian.
  • Pemberian vaksin akan ditunda jika kondisi tubuh Anda sedang demam (suhu tubuh > 37,5 °C) atau memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg.

Perlu diketahui, untuk saat ini, proses pemberian vaksin Sinovac dilakukan oleh petugas medis dibawah pengawasan dokter. Setelah selesai vaksinasi, penerima vaksin sebaiknya tidak langsung meninggalkan area layanan. Hal ini guna mengantisipasi terjadinya KIPI (Kejadian Ikut Pasca Imunisasi).

Efek Vaksin Sinovac

Dalam penerapannya, vaksin Sinovac memiliki beberapa efek samping yang berbeda pada setiap penerimanya. Jika efek samping yang diterima tidak juga reda melainkan semakin parah, segera hubungi atau lakukan pemeriksaan kepada dokter.

Berikut beberapa efek vaksin Sinovac yang bisa terjadi kepada penerimanya:

  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat bekas suntikan
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Demam
  • Badan terasa lelah
  • Nyeri otot
  • Muntah

Saat proses vaksinasi, Anda akan diberikan informasi mengenai kontak petugas medis yang dapat membantu Anda jika mengalami pertanyaan seputar efek samping setelah pemberian vaksin covid Sinovac ini.

Tabel Data Vaksinasi Covid-19 di Indonesia (Juli 2021)

Vaksin Astrazeneca

Vaksin Covid berikutnya yang diterima oleh Indonesia adalah vaksin Astrazeneca. Jenis vaksin ini berbasis pada vektor adenovirus simpanse, dimana para pengembang menggunakan virus yang biasanya menjangkit simpanse.

Kemudian virus tersebut dimodifikasi secara genetik (membawa sebagian virus corona) untuk menghindari kemungkinan infeksi parah terhadap manusia, sehingga dapat meminimalisir dampaknya.

Vaksin Astrazeneca sendiri memiliki nilai efikasi yang lebih tinggi dari vaksin Sinovac. Pada suntikan pertamanya, nilai efikasinya mencapai 64,1%. Sementara pada suntikan kedua, nilainya naik lagi menjadi 70,4%.

Vaksin Astrazeneca Dari Mana?

Masih banyak yang menanyakan dari mana vaksin Astrazeneca ini berasal. Vaksin ini berasal dari salah satu negara yang ada di benua Eropa, yakni Inggris. Pengembangannya dilakukan oleh ilmuwan dari Oxford University yang bekerja sama dengan sebuah perusahaan vaksin disana.

Mereka juga mengklaim, bahwa vaksin covid Astrazeneca ini efektif digunakan untuk melawan varian virus baru dari corona, yakni B.1.1.7. Mungkin hal ini pula yang menjadikan Indonesia untuk memboyong vaksin tersebut.

Vaksin Astrazeneca Apakah Aman?

Dalam hal keamanan, vaksin Astrazeneca dikawal oleh Badan POM melalui koordinasi dengan Kemenkes dan Komnas dan Komda PP KIPI. Hal ini tentunya untuk memebrikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat atau penerima dari vaksin ini.

Dikutip dari laman resminya, Kepala BPOM menjelaskan, “Berdasarkan hasil evaluasi Keamanan dari data uji klinik yang disampaikan, pemberian Vaksin Astra Zeneca dua dosis dengan interval 4 – 12 minggu pada total 23.745 subjek dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Untuk evaluasi Khasiat, pemberian Vaksin AstraZeneca menunjukkan kemampuan yang baik dalam merangsang pembentukan antibodi, baik pada populasi dewasa maupun lanjut usia”.

Efek Samping Vaksin Astrazeneca

Berdasarkan informasi pada laman BPOM, dapat diketahui beberapa efek samping vaksin Astrazeneca. Data tersebut berdasarkan analisa sementara yang dikumpulkan dari empat uji klinis di tiga negara.

Pada saat analisa dilakukan, 23.745 peserta berumur ≥ 18 tahun telah dipilih secara acak dan diberi vaksin COVID-19 AstraZeneca atau larutan kontrol. Dari jumlah tersebut, 12.021 orang menerima setidaknya satu kali dosis Vaksin COVID-19 AstraZeneca dan 8.266 orang menerima 2 dosis.

Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah nyeri tekan pada bagian yang disuntik (63,7%); sakit pada bagian yang disuntik (54,2%), sakit kepala (52,6%), kelelahan (53,1%); nyeri otot (44,0%), malaise (44,2%); panas (termasuk demam 33,6%) dan demam > 38°C (7,9%), kedinginan (31,9%); dan nyeri sendi (26,4%), mual (21,9%).

Sebagian besar efek samping yang dialami terasa ringan hingga sedang dalam hal tingkat keparahannya dan biasanya hilang dalam beberapa hari setelah vaksinasi. Pada hari ke-7, kejadian penerima vaksin yang mengalami reaksi lokal atau sistemik masing-masing sebanyak 4% dan 13%.

Perbedaan Vaksin Sinovac dan Astrazeneca

Berdasarkan informasi yang telah dibahas sebelumnya, terdapat beberapa perbedaan antara vaksin Sinovac dan Astrazeneca. Perbedaan tersebut tentunya merupakan hal yang wajar, dikarenakan 2 vaksin ini dikembangkan oleh perusahaan yang berbeda.

Berikut 5 Perbedaan Vaksin Sinovac dan Astrazeneca:

  • Usia Penerima Vaksin
  • Efek Samping Vaksin
  • Teknologi Vaksin
  • Efikasi Vaksin
  • Harga Jual Vaksin (jika sudah tidak disubsidi)

Vaksin Sinopharm

Jenis vaksin covid yang terakhir adalah Vaksin Sinopharm. Vaksin ini telah mendapat izin penggunaan darurat di Indonesia sejak bulan April 2021 lalu. Nantinya, jenis vaksin ini akan dimasukkan kedalam program vaksin Gotong Royong.

Hasil uji klinik yang dilakukan di Uni Emirat Arab mencatat bahwa nilai efikasi dari vaksin sinopharm ini cukup tinggi, yaitu sekitar 78%. Nilai tersebut didapat dari sekitar 42.000 relawan yang ikut berpartisipasi.

Sementara BPOM mengumumkan bahwa efikasi vaksin sinopharm dengan dua dosis suntikan menunjukan profil keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik.

Vaksin Sinopharm Buatan Mana?

Jika Anda bertanya, vaksin Sinopharm buatan negara mana? Maka jawabannya adalah China. Vaksin ini dikembangkan oleh Beijing Bio-Institute Biological Products Co.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari BPOM, vaksin ini diproduksi oleh mereka yang merupakan anak perusahaan dari China National Biotech Group. Seperti yang diketahui, negeri China memang serius diawal penciptaan vaksin covid ini.

Efek Vaksin Sinopharm

Efek vaksin Sinopharm hampir sama dengan vaksin Sinovac, karena keduanya menerapkan metode inactivated virus terhadap pengembangannya. Mendapat nilai efikasi yang cukup tinggi tentunya membuat semua orang tak perlu khawatir, karena efikasi vaksin dan manfaatnya jauh lebih banyak daripada resiko efek sampingnya.

Efek samping vaksin sinopharm yang biasa terjadi adalah; bengkak, sakit kepala, nyeri otot, batuk, kemerahan dan lain-lain. Pada dasarnya efek samping yang ditimbulkan menunjukan reaksi ringan.

Harga Vaksin Sinopharm

Pemerintah melalui Permenkes Nomor 19 Tahun 2021, telah memutuskan untuk memulai program vaksin gotong royong. Program vaksinasi ini nantinya akan membebankan biaya vaksin kepada penerimanya. Salah satu vaksin yang dimasukkan kedalam program ini adalah vaksin Sinopharm.

Lalu, berapa harga vaksin Sinopharm? Harga pembelian vaksin ini dibanderol sebesar Rp. 321.660,- per dosisnya. Selain harga vaksin, Anda juga akan dikenakan biaya pelayanan vaksinasi, dengan maksimal tarifnya sebesar Rp. 117.910,- per dosisnya.

Dalam pelaksanaannya nanti, penerima vaksin diharuskan untuk menerima 2 dosis vaksin. Ini artinya, Anda membutuhkan dana sekitar hampir 900ribuan untuk per-individunya (dengan asumsi, mendapatkan biaya layanan dengan tarif harga maksimal).

Itu dia ketiga jenis vaksin covid yang ada di Indonesia saat ini. Berharap pandemi ini akan segera berakhir, sehingga semuanya dapat kembali berjalan normal seperti biasanya.

Leave a Comment